Skip to main content

Posts

Mudik Lancar Via Jalan Tol Fungsional Batang-Semarang

tayang di ucweb (23/6/2017) Pengoperasian Jalan Tol Fungsional (JTF) Batang-Semarang, cukup efektif mengurai kemacetan di jalur Pantura, terutama kota Pekalongan dan kab Batang yang tidak memiliki jalan lingkar (ring road). Pengalaman tahun-tahun sebelumnya pada H-4 jalan sudah padat dan pihak kepolisian membuat pembatasan  di As jalan sehingga mengurangi simpangan atau tikungan kendaraan dari warga lokal. Sedang tahun 2017, perlakuan tersebut baru dilakukan pada H-3 pada lokasi tertentu. Jalan pantura Pekalongan-Batang pun cukup bersahabat. Sementara itu pemudik dari Jakarta arah ke Semarang terlihat lancar melalui JTF paket I jembatan Pasekaran Batang. Sesuai himbauan Kepala Humas PT Jasa Marga Semarang-Batang Iwan Abrianto ,yang dilansir tempo.com (22/6/2017) , agar kendaraan dipacu maksimal 40km / jam. Hal ini dikarenakan sifat darurat jalan tol yang masih berupa beton tipis, pun masih banyak material di sepanjang jalan.

5 Jurus Bijak Menghabiskan THR

photo :waktuku 19122016 (edited) Bulan Ramadhan dan menjelang hari raya sering diidentikkan dengan budaya konsumtif. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) , konsumtif berarti bersifat konsumsi (hanya memakai, tidak menghasilkan sendiri). Sedang dalam pengertian populer perilaku konsumtif didefinisikan sebagai perilaku membeli barang atau jasa yang berlebihan, walaupun tidak dibutuhkan (Moningka, 2006). Misal gonta-ganti gawai setahun 4 kali   atau ganti mobil setiap tahun. Namun jika hanya membeli aneka hidangan yang di hari biasa tidak dilakukan, kemudian menjelang buka puasa menjadi kewajiban, bukanlah konsumtif. Seringkali hanya lapar mata, karena tiba saat adzan Maghrib berkumandang, 3 butir kurma dan segelas air bening sudah Masya Allah nikmatnya. Menjadi perilaku konsumtif saat setiap bulan membeli pakaian baru, sementara saat hari raya juga memaksa untuk membeli pakaian baru minimal  2 stel, sandal baru, tas baru, cincin dan gelang berkilau. Nah, yang demikian itu

Choctar - versi lain Nastar

RAMADHAN 1438 H Day  8 th Sabtu ini saya belanja telur dan tepung. Hasrat membuat kue kering sendiri sedang membuncah. Tidak untuk dijual, tapi untuk konsumsi sendiri.  Buat ngisi toples. Buat ngisi meja tamu. Meski biasanya habis di makan sendiri :-p. Dua tahun lalu pernah semangat membuat coklat praline untuk dijual.  Dan 23 toples itu berhasil membuat saya begadang seminggu J . Balik ke masa kecil, saat dulu belum banyak  orang berjualan kue kering , saya, ibu dan kakak-kakak setiap 3 hari menjelang lebaran akan sibuk membuat aneka  penganan semacam nastar, cheesestick, dan cookies . Bahkan sirup pun, kami buat sendiri dengan membeli essense  jeruk dicampur gula. Alasan utama tentu saja hemat pangkal enak. Nastar adalah target pertama karena ini kesukaan  si Ayah. Sedang target selanjutnya kastengels, favorite saya. Karena saya malas membuat selai nanas sendiri  plus ingin berbeda dengan kebanyakan orang, saya  ganti selai nanas dengan potongan coklat.  Yes, saya mem

Menikmati Proyek Jalan Tol Batang

RAMADHAN  1438 Day 6 th Bulan April – Juni  ini sungguh panen libur. Jika  April ada 2 pack long weekend , bulan Mei  ada 2 libur hari Kamis lanjut tanggal 1 Juni libur lagi hari Pancasila. Aish, liburan apalage ?! Pada banyak orang, berkali-kali tanggal merah itu menyenangkan. Anak sekolah apalagi, hurray J Pekerja kantoran  ? Hurray pakai banget, jauh-jauh hari dilingkari untuk cuti versi celebrity on vacation . Namun untuk sebagian lain, liburan berkali-kali sedikit mengganggu dan un-productive . Ketika target belum tercapai, ngos-ngosan juga dengan berkali-kali jeda apalagi jika berhubungan dengan pengurusan hal-hal birokratis. Kamis lalu, libur yang kesekian , dan saya begitu menikmati (karena kamis yang lain tetap ngantor :-) Asyik juga ternyata libur  ditengah weekdays . Hari itu kami berjanji pada Keenan untuk jalan-jalan melihat tol. Iya proyek jalan tol  Pemalang-Batang-Semarang melalui  daerah dekat rumah. Si Ayah sudah sering bersepeda offroad saat pembuk

Memilih pilihan

RAMADHAN 1438H Day 5 th Laayasy robanna akhaduminkum qooimaa Janganlah kamu minum sambil berdiri Salah satu hadits yang paling sering diucapkan Keenan. Meaning , emaknya sering lupa :-p. Belajar bersama anak menjadi salah satu pola yang mengemuka saat ini. Iya system pembelajaran 20 tahun lalu tentu jauh berbeda dengan saat generasi Y mulai berinteraksi aktif dengan pengetahuan dari berbagai sumber. Pilihan atau memilihkan cara belajar bagi anak menjadi hal krusial yang dipikirkan. Tidak seperti jaman saya kecil, sekolah ya di SD dekat rumah. Sore hari sekolah Arab, dan malam hari mengaji di Mushola. Sesekali  bersama Bapak sema’an di rumah. Sekarang ada banyak pilihan sekolah baik negeri  maupuan swasta dengan berbagai predikat. Seringkali biaya mengikuti. ‘Merk ga bakal bohong’ . Bahkan semakin banyak pesantren modern (baca: boarding school) yang ber kualitas. Diluar itu ada pula yang justru memilih model homeschooling (hs). Beberapa kisah yang saya baca hasil brows

Menikmati hidangan

RAMADHAN 1438H Day 4 th Hadits Adab Makan Sammillahakulbiyaminiika wakulmimmaa yaliika Bacalah basmalah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah yang ada didekatmu. Salah satu hadits yang harus dihafal Keenan untuk jadual ujian hari ini. Selainnya ada hadits larangan minum dengan tangan kiri dan larangan meniup makanan. Ujian apa ? Ujian kelulusan TK A J Bersyukur atas makanan yang terhidang di meja, itu pula yang sejak dahulu diajarkan Bapak. Belum pernah saya mendengar Bapak mengeluh mengenai masakan Ibu.  Menu sarapan dan makan siang sama, tetap lahab. Menu makan malam selama berhari-hari telur dadar kecap,alhamdulillah. Pun Keenan , asal ada telur atau tempe dengan sayur kuah, anteng dia. Saya sedikit kesulitan menerangkan untuk  anak usia balita, bahwa puasa dengan menahan lapar itu untuk paham bahwa tidak semua hal yang kita inginkan bisa dipenuhi seketike. Belajar menahan ‘ingin. Belajar merasakan menjadi orang berkekurangan sehingga untuk makan sehari

Menu Sederhana nan Nikmat

RAMADHAN 1438 H 3 rd day Assalamualaykum , Bu, semoga selalu sehat. Untuk kesekian kalinya saya tidak bisa membersamai Ibu berbuka dan sahur di rumah. Waktu kecil saya sedemikian pemalas disuruh bangun sahur oleh Bapak. Mungkin itu pula yang membuat hidung saya kecil, karena setiap pagi selalu dijepit oleh jempol dan telunjuk Bapak. Dan saya tidak bosan (baca: dasar pemalas)  demikian pula Bapak. Tidak ada yang istimewa dengan menu sahur kami kala itu. Paling mewah 2 butir telur dadar dibagi empat atau  tempe goreng tepung. Tak lupa kecap manis. Menu buka puasa juga tidak jauh dari tahu, tempe, telur. Daging ayam ? Nunggu Bapak Gajian. Daging sapi? Nunggu lebaran haji. Setidaknya ketika saya mampu  memilih menu protein hewani setiap hari, alhamdulillah Keenan bukan tipe anak picky eater .  Justru  tempe adalah makanan  favorit nya. Malas makan daging ayam apalagi daging sapi. Kenapa ? Malas selilitan. Susah ngunyah. Kecuali setelah  nonton serial Upin Ipin tema ayaam gore

Jika Haus Melanda

RAMADHAN 1438 H 2 nd Day Jika hari pertama Keenan tidur ba’da dhuhur, kali ini si Ayah menyuruh tidur sejak lepas Shubuh. Maksudnya  hemat tenaga, supaya tidak cepat lemes. Dan benar saja setelah main sepeda di jam 05.00 pagi saat langit masih gelap, hanya sebentar barang 5 menit, pemilik bulu mata lentik itu langsung masuk kamar dan tidur bersebelahan dengan si Ayah. Tebak , bangun jam berapakah mereka ? Jeng-jeng, si Ayah bangun jam 07.30 sedang Keenan bangun jam 10.30. Uwaww !! Maka harapanpun bertumbuh,  semoga puasa hari ini bisa genap hingga sore. Yes , tak ada rengekan haus hingga ba’da ashar terlewat. Keenan asyik bermain dengan kawan-kawannya. Selesai memasak di jam 04.00 sore, tetiba si Gundul masuk rumah, Bunda haus. Mandi yuk, berendam nanti seger, enak, rayu saya. Dia pasrah. Sayangnya belumlah  adegan berendam di  ember bayi dimulai, tetiba listrik mati. Yaaah, mukanya menjadi cemberut.  Adegan mandipun dipercepat. Bunda boleh minum ? Akhirnya saya mengangg

Happy Ramadhan

Ramadhan 1438 H 1 st day Ramadhan tahun ini rasanya lebih well prepared . Pertama karena  tanggal 1 Ramadhan bertepatan dengan hari Sabtu,  saya tak perlu ambil cuti untuk mendampingi puasa hari-hari awal untuk Keenan dan bisa menyiapkan aneka bahan untuk persiapan buka dan sahur. Ini adalah tahun kedua Keenan belajar berpuasa. Senjata pengalih lapar sudah daya siapkan yaitu mainan baru KARPET ULAR TANGGA, kolek film UPIN IPIN dan janji membelikan mainan di hari Ahad ke 3. Hal-hal sederhana yang bisa membuat senyumnya merekah. Di hari pertama puasa saya dan suami juga lebih longgar dalam hal jam bermain baik games handphone maupun bersepeda dengan kawan-kawannya. ‘Bunda haus’, rengeknya. Jam  baru menunjukkan pukul 08.00 pagi. Namun badannya sudah lengket keringat karena sejak ba’da Shubuh bermain di sekitar rumah. Dengan beragam alasan, Keenan mampu bertahan. Namun saat  tangisnya nyaris pecah ‘ Bunda hauuus’, akhirnya saya bolehkan meneguk segelas air bening di saat jarum j

Lelaki penyabar

Pertanyaan dasar untuk para ibu : 1. Apakah suami bisa bersabar  mengurus sendiri anak usia 2 tahun selama Anda arisan ? 2. Apakah suami rela bersabar menunggu 1 jam memasak,sedang perut sudah sangat lapar ? 3. Apakah suami bersabar menunggu Anda pulang lembur, tanpa menelpon berkali-kali-kali ? Ada yang jawabannya tidak semua ?  Toss ah :-) Pak suami juga bukan tipe orang penyabar. Tapi tidak untuk hal satu ini, apa itu ? Beli-mebel-interior-rumah.  Beliau suka sekali dengan barang antik, klasik,vintage, khususnya dari bahan kayu jati tua. Hal ini yang kadang memicu perselisihan juga.  1. Saat baru menikah, saya ingin beli lemari tiga pintu dengan satu cermin. Yang terbeli justru dua buah lemari satu pintu, bekas, kayu jati tua. 2. Saat saya ingin meja makan oval minimalis ,yang datang meja kotak 120x90, bekas,  kayu jati tua. Untung modelnya lumayan bagus, kaki meja dengan lengkung bertingkat.Nunggu 4 bulan untuk menyulap meja bekas jadi cling kembali. Lama

Behind the Scene of Tour de Lombok

Liburan ke Bali sudah biasa… kalau ke Lombok ? Hahay….banyak yang mupeng ternyata saat banyak teman mengetahui edisi liburan kami ber -21 ke Lombok 14-16 April lalu.  Yes, sukses bikin iri :-p Mau tahu   cerita seru dibalik peristiwa itu , simak ya. NOTE yang berniat liburan kesana J Berawal dari rencana 5 tahun lalu untuk  liburan ke Lombok, namun atas suatu musibah yang menimpa, dana yang sudah siap untuk beli tiket terpaksa disimpan kembali  dan baru digunakan setahun kemudian  untuk ke Malang-Bromo ber 12 orang. Pasca dari Bromo itulah tercetus bahwa suatu waktu kita harus  beneran ke Lombok ya… Baca juga :  http://imangsimple.blogspot.co.id/2015/12/bromo-piknik-di-saat-yang-tepat.html Saya senang bepergian pada bulan April . Entah ya, menurut saya April adalah bulan  dengan cuaca hanya cenderung terik. Paling tidak bukan  musim penghujan. April juga yang dipilih saat tujuh tahun lalu backpackeran ke Karimunjawa. Saat itu hanya ada kapal Kartini yang berangkat s

TOUR de LOMBOK

I’m the Organizer Begitulah, rasanya sudah melekat di keseharian dari jaman SMP hingga kuliah. Aktif di organisasi bertahun-tahun membuat saya terbiasa merencanakan sesuatu secara detil sehingga pelaksanaan tidak melenceng terlalu jauh. Rencana liburan ke Lombok sudah lama didengungkan.  Sejak Desember 2016 sudah mulai hunting tiket pesawat dan biro perjalanan. Kalau masih kisaran Jawa, sewa mobil saja cukup, rute atur kemudian. Tapi kali ini pengalaman baru saya handle perjalanan beda pulau. Saya pilih bulan April dengan asumsi curah hujan sudah menipis. Iklim Indonesia 2 tahun terakhir sudah bukan default seperti pelajaran geografi jaman sekolah dasar. Bahwa musim penghujan di mulai sejak bulan ..ber- ..ber. Nyatanya hampir sepanjang tahun hujan turun . Manusia berprediksi, Allah Maha Kuasa. Pun kebetulan di bulan April 2017 ada 2 long weekend. Dan di bulan April pula, biasanya bonus kantor di transfer hehehe… Sip,  tiket pesawat sudah didapat sejak akhir Januari 2017.

Tak Ada Gambarku Dalam IGmu

SERIAL JANU DAN SUKMA Genre Fiksi Tidak ada  gambarku dalam IG mu Sebuah pesan whatsapp masuk bersamaan dengan alarm tanda sholat subuh berdering. Jika tinggal di rumah, ada masjid berjarak limapuluh meter yang suara muadzinnya cukup untuk membuat mata dan kuping bergerak-gerak. Aku memilih segera berwudhu dan mendirikan solat daripada membalas pesan yang hanya akan memperlama bertahan di tempat tidur. Waktu subuh pendek. Dalam tengadah tangan ini , terselip doa untuk  ibunda tercinta dan juga seorang perempuan agar mau bersabar, menungguku. Tidak adil! Itu komentar beberapa kawan, tentang  obsesi mengejar beasiswa dengan mengabaikan perasaan perempuan yang sudah sedemikian lama menunggu. Menyuruhnya untuk bersabar.   Aku tidak memaksanya menunggu. Seperti halnya beberapa perempuan lain yang bertanya tentang ke jombloanku, aku jawab, I’m single nor jomblo. Agak sulit menjelaskan memang. Perempuan itu telah bersemayam di pojok relung hatiku sejak pertama bertemu, se