Skip to main content

Teman dalam Selubung Kompetisi

Sebulan terakhir, mulai memaknai hal berbeda mengenai pertemanan, profesionalisme dan kompetisi. Secara sadar dalam berucap dan bertindak setiap orang mengindikasikan minat , potensi, suka dan tidak suka pada sesuatu hal. Meski tidak secara gamblang bisa terbaca, setidaknya gesture tidak mengalihkan yang sebenarnya . Keenan yang baru  berusia 5 tahun, kadang-kadang berbohong dengan sengaja, misal bilang belum lapar. Begitu di sodori roti Maryam bertabur selai , langsung lahap. Bukan bohong, tapi ga mau makan pakai rendang :-(

Ketika saya bertemu teman dan menanyakan kabar  sedang beliau menjawab dengan sekilas tanpa bertatap mata dan grogi, jadi bertanya. Ada apa ? Kemudian bertemu teman lain, yang berjanji memberikan sesuatu yang saya butuhkan. Dengan alasan aneka rupa, canceled. Aneh.

Berteman dan berkompetisi menurut saya  adalah hal yang bisa seiring sejalan tanpa harus meniadakan. Di era digital sekarang, kompetisi bukan lagi head to head dengan mematikan pihak lain. Justru dengan mencari ceruk pasar lain. Memberikan diferensiasi yang  justru menguntungkan end user bukan dengan menjegal  langkah kompetitor.
It’s so yesterday.
Jadul
Ndeso

Bersiap dengan perubahan atau tergilas jaman.
Bukan tentang pilihan tapi tindakan nyata.

Sudah era FINTECH, masih saja diribetkan

Comments

  1. Yup, benar Mbak...bersiap dengan perubahan kalau tidak ya bakal ketinggalan dan siap-siap tergilas jaman. Nice :)

    ReplyDelete
  2. perlu buka mata buka hati buka pikiran supaya tidak kelamaan dalam tempurung :-) Salam kenal mbak Dian

    ReplyDelete

Post a Comment

popular post

Kapan Waktu Terbaik Mengajarkan Anak Naik Sepeda?

Luka Hati

Cedera Tulang pada Anak

Berdamai Dengan Masa Lalu.